Notifikasi

Memuat…

Banten Daksina: Sarana Persembahyangan Bermakna dalam Umat Hindu

Dalam tradisi umat Hindu di Bali, Banten Daksina memegang peranan penting sebagai sarana persembahyangan. Banten Daksina merupakan wujud ungkapan rasa
Banten Daksina: Sarana Persembahyangan Bermakna dalam Umat Hindu

Banten Daksina: Sarana Persembahyangan Umat Hindu

Dalam tradisi umat Hindu di Bali, Banten Daksina memegang peranan penting sebagai sarana persembahyangan. Banten Daksina merupakan wujud ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Sarana ini memiliki makna-makna mendalam yang terkandung dalam unsur-unsurnya.

Unsur-Unsur Banten Daksina dan Maknanya

Setiap unsur dalam Banten Daksina memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan di dunia. Unsur-unsur penting yang terdapat dalam Banten Daksina meliputi:

1. Bebedogan

Bebedogan terbuat dari daun janur hijau yang dibentuk bulat panjang dengan batas pinggir di bagian atasnya. Unsur ini melambangkan pertiwi, yaitu bumi yang kita tinggali.

2. Serobong Daksina

Serobong Daksina dibuat dari daun janur hijau tanpa tepi. Unsur ini merupakan bagian tengah dari bebedogan dan menjadi tempat untuk menampung seluruh bahan persembahan. Serobong Daksina melambangkan akasa, yaitu ruang tanpa batas.

3. Tampak

Tampak terdiri dari empat helai janur yang dibentuk menyerupai kembang teratai bersegi delapan. Unsur ini melambangkan kiblat mata angin yang mengarah ke delapan penjuru. Pada bagian atas tampak diisi dengan beras dan bunga yang melambangkan Swastika, yaitu simbol kebaikan dan dasar dari kehidupan.

4. Telur Itik/Bebek

Telur itik atau bebek dalam Banten Daksina dibungkus dengan urung ketipat taluh. Unsur ini melambangkan Bhuana Alit, yaitu penghuni bumi. Telur tersebut juga melambangkan sifat satwam yang merupakan sifat kebaikan.

5. Beras

Beras melambangkan hasil bumi yang menjadi sumber kehidupan bagi manusia. Unsur ini merupakan simbol kemakmuran dan kesuburan.

6. Benang Tukelan

Benang tukelan merupakan simbol penghubung antara Jiwatman (roh) dengan Paratman (Tuhan). Benang ini melambangkan bahwa perjalanan hidup manusia akan terus berlanjut hingga mencapai moksa, yaitu bersatu dengan Tuhan.

7. Uang Kepeng

Uang kepeng dalam Banten Daksina berjumlah 225 buah. Jumlah ini melambangkan Bhatara Brahma, dewa pencipta. Angka 225 jika dijumlahkan menghasilkan angka sembilan, yang merupakan angka suci yang melambangkan Dewata Nawa Sanga, dewa-dewa yang berkuasa di sembilan penjuru alam.

8. Pisang, Tebu, dan Kekojong

Unsur ini melambangkan manusia sebagai penghuni bumi. Ketiganya mewakili ajaran Tri Kaya Parisudha, yaitu kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan.


Dengan memahami makna Banten Daksina, kita dapat lebih menghargai tradisi dan budaya umat Hindu. Banten Daksina tidak hanya berfungsi sebagai sarana persembahyangan, tetapi juga sebagai simbolisasi kehidupan yang penuh makna.
Baca Juga
Posting Komentar