Bunga Bangsah: Tradisi dan Penggunaan pada Upacara Agama Hindu Bali

Bunga Bangsah: Tradisi dan Penggunaan pada Upacara Agama Hindu Bali

Dalam tradisi masyarakat Bali, bunga bangsah atau blangsah merupakan bagian penting dari pohon pinang yang memiliki makna dan penggunaan khusus dalam upacara agama Hindu Bali. Bunga ini memiliki peran penting dalam berbagai ritual, seperti ngaben, nyiramin layon, dan pengepah ayu.

Makna Bunga Bangsah dalam Tradisi Bali

Dalam aneka ria basa Bali, bunga bangsah juga dikenal sebagai "bungan punyan buah". Meskipun nilai ekonomisnya tidak terlalu tinggi, masyarakat Bali berupaya melestarikan tanaman ini karena memiliki makna mendalam dalam tradisi dan budaya. Bunga bangsah melambangkan Tri Kaya, yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Penggunaan Bunga Bangsah dalam Upacara Hindu Bali

Bunga bangsah memiliki beragam kegunaan dalam upacara Hindu Bali. Pada upacara nyiramin layon atau memandikan jenazah, bunga bangsah digunakan sebagai bahan pembuatan kereb sinom, anyaman dari daun enau muda dan bunga bangsah yang melambangkan kemurnian dan kesucian. Kereb sinom ini digunakan untuk membersihkan roh atau atman jenazah.

Dalam upacara ngelungah atau memotong tali pusar bayi, bunga bangsah juga digunakan bersama dengan bunga pudak, karaseb sari, punjung, dan banten bajang untuk dipersembahkan kepada roh atau atman bayi.

Selain itu, bunga bangsah juga menjadi salah satu tetandingan banten atau sesajen yang dipersembahkan untuk roh bayi saat upacara pengepah ayu. Upacara ini bertujuan untuk mempercantik roh bayi agar kelak terlahir kembali dengan rupa yang baik.

Kesimpulan

Bunga bangsah memegang peranan penting dalam tradisi dan budaya Hindu Bali. Penggunaan bunga ini dalam berbagai upacara agama menunjukkan makna dan nilai yang mendalam bagi masyarakat Bali. Melestarikan bunga bangsah dan penggunaannya dalam upacara-upacara Hindu Bali merupakan upaya untuk menjaga kelestarian tradisi dan kebudayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun.