Makna Mendalam Penyekeban Galungan: Persiapan Diri Menuju Kemenangan Dharma

Penyekeban Galungan: Mengekang Diri Demi Kemenangan Dharma
Penyekeban Galungan merupakan rangkaian penting dalam perayaan Hari Raya Galungan, yang jatuh pada rahina Redite Paing Dungulan. Pada hari suci ini, umat Hindu diharapkan dapat menguatkan tekad untuk memenangkan dharma, membebaskan diri dari pengaruh negatif Sang Kala Tiga Wisesa.
Filosofi di Balik Penyekeban
Secara filosofis, hari Penyekeban menjadi momen bagi manusia untuk mengendalikan diri, mengekang indria dan nafsu. Umat Hindu juga memulai tradisi nyekeb buah pisang (biu) untuk melengkapi upacara yadnya.
Makna dari Lontar Sundarigama
Dalam lontar Sundarigama, dijelaskan bahwa pada hari Redite Paing Dungulan, Sang Hyang Kala Tiga turun ke dunia dalam wujud Sang Bhuta Galungan. Untuk mengantisipasi hal ini, umat Hindu diimbau untuk waspada dan membatasi diri, memusatkan pikiran pada kesucian agar terhindar dari sifat-sifat negatif Sang Bhuta Galungan.
Pengendalian Diri Jelang Galungan
Oleh karena itu, mulai hari Penyekeban, umat Hindu diwajibkan untuk meningkatkan pengendalian diri. Mereka harus menghindari kemarahan, emosi berlebih, dan selalu bersabar. Hal ini bertujuan agar pada saat Hari Raya Galungan tiba, mereka dapat merayakan kemenangan Dharma dengan paripurna.
Dengan demikian, Penyekeban Galungan menjadi pengingat akan pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan. Persiapan ini bukan hanya untuk perayaan Galungan, tetapi juga untuk menjalani hidup yang lebih seimbang dan selaras dengan ajaran Dharma.