Tajen: Perjudian Adu Ayam Tradisional Bali
Tajen: Perjudian Adu Ayam Tradisional Bali
Tajen merupakan tradisi perjudian adu ayam yang telah lama berkembang di Bali. Tradisi ini berasal dari ritual keagamaan yang disebut "tabuh rah" yang mengharuskan penggunaan esensi darah. Pengaruh aliran Tantrayana dalam agama Buddha di masa lalu diduga telah mempengaruhi praktik ini.
Asal-usul Tajen
Adu ayam juga dikenal di beberapa wilayah lain di Indonesia, namun tanpa menggunakan pisau tajam di kaki ayam. Di Bali, penggunaan pisau ini disebut "taji", dan kegiatan adu ayamnya pun dikenal sebagai "tajen". Pemerintah Indonesia melarang tajen karena dianggap sebagai salah satu bentuk perjudian. Meskipun demikian, praktik ini masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Ramalan Pengayam-ayaman
Seiring perkembangan tajen, muncul sebuah ramalan yang disebut "Pengayam-ayaman" atau "konsultan tajen". Naskah ini digunakan oleh para penjudi untuk memprediksi ayam mana yang akan menang, warna ayam yang akan menang, dan ke arah mana ayam harus diprovokasi pertama kali.
Dampak Sosial Tajen
Tajen telah membawa dampak negatif bagi masyarakat Bali. Para penjudi seringkali menggadaikan harta benda, istri, dan anak-anak mereka demi bertaruh. Istri-istri mereka pun menderita karena suaminya mengabaikan kewajiban keluarga.
Organisasi Tajen
Tajen memiliki organisasi yang rapi, dengan "sayan tajen" sebagai komite, "kulkul" sebagai alat untuk memulai dan menghentikan pertarungan, dan "air mancur kelapa" untuk mengukur waktu sesi. Ada pula dewa pelindung yang mengawasi seluruh kegiatan tajen.
Penamaan Ayam
Orang Bali memberikan nama untuk ayam mereka berdasarkan warna bulunya. Nama-nama tersebut antara lain biing (merah), buik (biru-hitam-putih), klawu (biru dan hitam), brumbun (abu-abu, hitam, dan putih), dan ijo (hijau tua).
Terminologi Perjudian Tajen
Dalam tajen, terdapat beberapa istilah yang digunakan, antara lain "kebut" untuk ayam yang bertaruh sebagai pemenang, "biing" untuk ayam berwarna merah, "cok" untuk genap, dan "gasal" untuk ganjil.
Status Tajen Saat Ini
Meski dilarang, tajen masih terus dilakukan secara diam-diam. Namun, pemerintah terus berupaya menekan praktik ini karena dampak negatifnya yang besar. Saat ini, tajen berada di ambang kepunahan karena langkah-langkah tegas yang diambil oleh pemerintah.