Tari Rejang Renteng, Tarian Sakral Perempuan Bali
Di berbagai pura dan tempat suci di Bali, Tari Rejang Renteng kerap menjadi bagian dari upacara adat, seperti odalan dan karya/ngusaba desa. Tari sakral yang hanya dibawakan oleh perempuan ini memiliki gerak sederhana namun indah.
Filosofi dan Makna
Tari Rejang Renteng memiliki makna khusus. Jempana yang melambangkan Ida Bhatara dituntun dengan benang panjang yang diikatkan pada pinggang penari. Penampilan dan model rambut penari juga sarat makna:
- Mahkota Bunga Jepun
Melambangkan keindahan, keharuman, dan kerendahan hati. - Subeng (Anting)
Menandakan penari harus mendengarkan ucapan baik dan menghindari hal-hal negatif. - Sanggul (Pusung Tagel)
Simbol status pernikahan. - Selendang Kuning Polos
Menandakan pengendalian emosi. - Kain Cepuk Tenunan Warna Kuning
Seni memiliki kekuatan penangkal bahaya.
Penampilan dan Perlengkapan
Jumlah penari Rejang Renteng selalu ganjil. Mereka mengenakan kain bebali (anteng) di dada, saput berupa kain rembang dan cepuk, serta kemben lumlum. Di tangan mereka terdapat benang tukelan berisi uang kepeng satakan (pis bolong). Penari bergerak seragam dalam sebuah untaian atau rangkaian yang disebut "renteng", dihubungkan dengan benang putih.
Makna Gerakan
Gerakan Tari Rejang Renteng sederhana namun bermakna. Penari membentuk barisan dan menari beriringan, melambangkan kesatuan dan kebersamaan dalam mengabdi kepada Tuhan. Gerakannya yang lembut dan anggun mencerminkan pikiran yang tulus dan ikhlas.
Penutup
Tari Rejang Renteng adalah tarian sakral yang sarat makna dan filosofi. Gerakannya yang indah dan penampilannya yang sederhana menjadikannya sebuah persembahan yang sakral kepada Tuhan Yang Maha Esa.