Tujuh Kebiasaan Membawa Nasib Baik dalam Hindu Dharma

Tujuh Kebiasaan Membawa Nasib Baik dalam Hindu Dharma
Dalam ajaran Hindu Dharma, terdapat tujuh kebiasaan atau tradisi yang dipercaya dapat mendatangkan nasib baik atau "Purwa/Kuna Dresta". Kebiasaan-kebiasaan ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun.
1. Bersyukur
Bersyukur merupakan kebalikan dari mengeluh. Sikap mengeluh hanya akan menambah beban pikiran dan membuat batin semakin tidak tenang. Fokus hidup pun tertuju pada masalah-masalah, bukan pada upaya perbaikan. Sebaliknya, dengan bersyukur, batin menjadi lebih tenang dan fokus hidup tertuju pada upaya-upaya perbaikan, sehingga membuka peluang nasib baik.
2. Berpikir Positif
Berpikir negatif sebagai antisipasi sebenarnya merupakan bentuk berpikir positif karena sejak awal ditujukan untuk kepositifan. Sedangkan berpikir negatif bermula dan berakhir pada hal-hal negatif. Pikiran ibarat tanah, sedangkan hal positif dan negatif adalah benih yang ditanam di dalamnya. Benih positif akan menghasilkan ucapan dan tindakan positif, yang pada akhirnya membentuk kebiasaan positif, karakter positif, dan nasib positif.
3. Berempati
Berempati adalah kebalikan dari keegoisan. Biasakan menempatkan diri pada posisi orang lain dan berbuatlah sesuai dengan apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita. Dengan berempati, kita akan lebih mudah menarik nasib baik.
4. Mendahulukan yang Penting
Jangan terjebak pada hal-hal sepele dan mengabaikan hal-hal penting. Kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup lebih efektif dan produktif, sehingga membuka peluang lebih besar untuk memperoleh nasib baik.
5. Bertindak Nyata
Banyak orang hanya bermimpi tetapi tidak bertindak. Orang-orang sukses adalah mereka yang bertindak, bahkan berkali-kali sebelum mereka mencapai kesuksesan. Tidak akan ada hasil tanpa tindakan. Dengan bertindak, kita meningkatkan peluang untuk menarik nasib baik dalam hidup.
6. Menabur Kebaikan
Prinsip tabur tuai berlaku dalam kehidupan. Jika kita tidak ingin menuai keburukan, maka taburkanlah kebaikan. Jika kita ingin nasib baik, maka taburkanlah kebaikan. Dengan jujur pada diri sendiri dan orang lain, hidup menjadi lebih nyaman dan dipenuhi kebaikan. Kalaupun kebaikan belum datang dan nasib baik belum menghampiri, setidaknya musibah sudah menjauh.
Penutup
Ketujuh kebiasaan ini merupakan ajaran bijaksana yang telah diwariskan selama berabad-abad dalam Hindu Dharma. Dengan mengamalkan kebiasaan-kebiasaan ini, kita dapat menarik nasib baik, meningkatkan kualitas hidup, dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan sejahtera.